Search Googling

Sabtu, 02 Februari 2019

Apakah Bitcoin Memiliki Nilai Intrinsik?


Bitcoin menawarkan sejumlah keunikan dan keunggulan yang tidak dimiliki instrumen investasi pada umumnya. Sifatnya yang universal, volatil, dan memiliki nilai yang cukup menarik untuk diperjualbelikan menjadi faktor utama banyak orang menggandrungi mata uang digital satu ini. Meski masih banyak diperdebatkan, sejumlah penggiat cryptocurrency dan industri komersial getol mempromosikan bitcoin sebagai alat pembayaran. Bahkan, banyak yang bilang pula bitcoin akan menjadi mata uang dunia di masa depan.

Tahun 2017 bisa dikatakan sebagai puncaknya fenomena bitcoin. Pada periode tersebut, harga bitcoin awalnya menyentuh nilai di bawah $1,000 dan mencapai puncaknya pada angka $19,000. Kenaikan harga yang signifikan tersebut tak ayal membuat banyak orang terheran-heran sekaligus penasaran : apa sebenarnya yang membuat bitcoin—yang notabene tidak memiliki wujud riil—bisa menjelma menjadi mata uang dan alat pembayaran ? Lantas, apakah salah satu jenis mata uang digital ini memiliki nilai intrinsik ?

Apa yang dimaksud nilai intrinsik ?

Istilah nilai intrinsik sangat sering digunakan dalam menggambarkan karakteristik uang sebagai alat pembayaran. Dalam buku-buku ekonomi disebutkan bahwa nilai intrinsik merujuk pada nilai yang terdapat pada sesuatu, misalnya uang, yang dapat berdiri sendiri. Dalam pembahasan yang lebih luas, nilai intrinsik tersebut dapat dilihat dari material pembuatan, nominal, hingga biaya pembuatannya. Tentunya, nilai intrinsik antara satu mata uang dengan lainnya pun berbeda.

Berbeda dengan nilai intrinsik, nilai ekstrinsik pada alat pembayaran dikaitkan dengan hasil yang diperoleh dari kegiatan transaksi menggunakan alat tersebut. Misalnya, nilai ekstrinsik uang senilai Rp. 10.000 sebanding dengan satu kilo beras atau 13 butir telur.

Adapun manfaat dari nilai intrinsik dan ekstrinsik pada mata uang meliputi:
·         Alat pembayaran. Uang yang tidak memiliki nilai akan sulit dijadikan sebagai alat tukar dan pembayaran. Adanya nilai yang tercantum pada uang dapat membantu menentukan nilai barang dan harga yang harus dikeluarkan.
·         Bentuk kekayaan. Uang menjadi penentu kekayaan seseorang karena sifatnya yang mudah disimpan dan digunakan. Uang termasuk ke dalam kategori kekayaan berkat nilai intrinsik dan ekstrinsik yang terdapat di dalamnya. Jika tidak ada nilainya, tentu uang tidak akan jauh berbeda dengan kertas atau logam biasa.

Perdebatan seputar nilai intrinsik bitcoin

Bagaimana dengan bitcoin ?
Masih terdapat berbagai perdebatan seputar nilai intrinsik pada bitcoin serta cryptocurrency lainnya. Meski telah banyak digunakan sebagai alat pembayaran, masih banyak pihak yang menganggap bitcoin tidak memiliki nilai yang berharga. Analis Morgan Stanley, James Faucett, merupakan salah satu pihak yang menyatakan bahwa nilai bitcoin sama dengan nol.

Mengutip berita dari laman Futurism, Faucett menjabarkan sejumlah alasan mengapa bitcoin tidak layak dijadikan sebagai mata uang. Dalam laporannya yang berjudul Bitcoin Decrypted, Faucett menerangkan, jika semakin sedikit perusahaan ritel online yang menerima bitcoin sebagai alat pembayaran, bisa dipastikan nilainya pun akan semakin anjlok. 
Faucett tidak menjelaskan dengan pasti nilai sesungguhnya yang dimiliki bitcoin, tapi dirinya memastikan, menaksir harga bitcoin hampir tidak mungkin dilakukan. Faucett menganggap bitcoin tidak bisa dikategorikan sebagai mata uang yang sah, seperti dolar atau euro, sebab cryptocurrency tidak memiliki suku bunga.

Faucet pun menilai bitcoin tidak memiliki nilai intrinsik, seperti yang dimiliki logam mulia yang dapat diolah menjadi perhiasan atau barang berharga lainnya, karena hanya berbentuk data digital. Dari pernyataan tersebut, Faucett menyimpulkan bahwa bitcoin merupakan metode pembayaran yang sulit untuk diukur, terlebih mata uang digital ini tidak memberlakukan biaya transfer pada setiap transaksi di dalamnya.

Profesor Southhampton Business School, Jeremy Eng-Tuck Cheah, pun mendukung pernyataan Faucett. Menurutnya, euforia seputar bitcoin hanya didasarkan pada kemewahan yang tidak masuk akal. Fenomena tersebut pada akhirnya banyak menarik perhatian investor yang sekadar penasaran karena menganggap bitcoin merupakan sebuah gebrakan baru dalam dunia investasi. Cheah pun berpendapat bahwa bitcoin tidak memiliki nilai fundamental karena harganya hanya berdasarkan banyaknya permintaan dan penawaran terhadap mata uang digital.

Bitcoin bisa jadi memiliki nilai karena karakteristik kelangkaan dan kegunaannya

Lain halnya dengan James Faucett dan Jeremy Eng-Tuck Cheah yang dengan tegas menganggap bitcoin tidak memiliki nilai, sejumlah pihak menganggap bitcoin tetap memiliki karakteristik yang membuatnya dapat dijadikan alat pembayaran yang sah.

Berdasarkan ilmu ekonomi, sebuah benda dapat dikatakan bernilai jika memiliki karakteristik kelangkaan dan kegunaan. Jika dikaitkan dengan karakteristik tersebut, bitcoin memiliki batas jumlah mencapai 21 juta bitcoin. Sejumlah analis menilai batas jumlah tersebut membuat bitcoin lebih menarik dari aset mana pun, termasuk emas.

Lain halnya dengan emas, bitcoin tidak memiliki area khusus yang memiliki jumlah emas lebih banyak dibandingkan area lainnya. Jadi, bisa dipastikan tidak akan ada penemuan “tambang” besar bitcoin yang akan menyebabkan munculnya fenomena layaknya Gold Rush yang akan meningkatkan jumlah pengguna dan permintaan bitcoin secara drastis. Dengan argumen ini, kita dapat menganggap bahwa bitcoin memiliki satu karakteristik yang dibutuhkan untuk memiliki nilai yakni faktor kelangkaan.

Lantas, bagaimana dengan kegunaannya ? Banyak yang berpendapat bahwa kegunaan cryptocurrency terletak pada potensi efisiensinya yang lebih baik dibandingkan komoditas lain. Pemilik bitcoin menyukainya karena beberapa alasan khusus. Pertama, bitcoin memiliki sifat desentralisasi, artinya pengoperasiannya tidak melibatkan pihak ketiga seperti bank maupun pemerintah. Bitcoin pun dapat digunakan untuk membeli barang-barang mulai makanan hingga properti.

Jika berbicara mengenai nilai intrinsik, uang kertas atau emas bahkan tidak memiliki nilai intrinsik sepenuhnya. Dikutip dari CNBC, emas dianggap memiliki nilai intrinsik karena dapat digunakan di berbagai macam industri sebagai benda mandiri. Padahal, berdasarkan data World Gold Council tahun 2016, penggunaan emas pada industri hanya sekitar 15 persen, sisanya diletakkan pada kepercayaan pengguna yang menganggap emas memiliki nilai yang luar biasa.

Jika menilik pada penjabaran di atas, bitcoin dapat dikatakan memiliki karakteristik benda berharga yakni kelangkaan dan kegunaan. Mereka yang beranggapan bitcoin memiliki nilai memprediksi bahwa cryptocurrency satu ini akan menggantikan emas sebagai alat pembayaran maupun investasi. Sekalipun hal tersebut benar terjadi, tampaknya bitcoin tidak akan sepenuhnya menggantikan emas. Banyak analis yang menilai bahwa bitcoin hanya mampu menggantikan sekitar 5 persen penggunaan emas sebagai komoditas investasi.

Bagaimana dengan Anda, tertarik untuk mulai menggunakan bitcoin ?

0 komentar